Berawal dari sebuah keterbatasan materi. Pada kisaran tahun
1991-an. Seorang pemuda di daerah timur Pulau Jawa, tepatnya di Puwosari
Pasuruan Jawa Timur. Mengubah pandangan masyarakan tentang kegunaan bambu
bengkok yang sering kali dibuang atau digunakan untuk kayu bakar. Namun di
tangan pemuda ini yang sebelumnya adalah seorang pekerja serabutan di sekitar tempat
tinggalanya, tak sengaja menemukan ide untuk memanfaatkan bambu bengkok
tersebut.
Yang awalnya dari sebuah pepatah sederhana, ‘Tak ada kayu,
rotan pun jadi’, menjadi inspirasi untuk mengembangkan sebuah gairah seni yang
dia miliki. Yaitu Karya Seni Alam dari Bambu. Bambu yang dicari adalah bambu
yang secara umum tidak diminati orang lain. Tetapi sangat menjadi perhatian
baginya, sehingga menjadi banyak karya yang unik. Bambu Bengkok. Anda bisa
perhatikan gambar-gambar ini.
Ini adalah bukti nyata, bahwa tak ada satu pun ciptaan-Nya
yang tidak memiliki manfaat. Dan beberapa diantaranya sudah pernah sampai ke Negara
Itali.
Karena umumnya bambu hanya digunakan untuk penyangga rumah,
kipas, tusuk sate dan lain sebagainya. Tapi bambu bengkok tidak digunakan
seperti itu. Namun di tangan seorang pengrajin, menjadi sebuah benda yang mahal.
Pulau Bali
adalah tujuan utama pendistribusian furniture unik ini.
Di tahun 1997-1998 lalu, bersamaan dengan terjadinya krisis
moneter negara ini, dan minimnya komunikasi, pengrajin banting stir untuk
memperbaiki ekonominya yang mulai melemah. Tidak mudah pula untuk mendapatkan
bahan bambu bengkok. Karena tak jarang yang dijadikan kayu bakar.
Setelah sekian lama
berperang dengan kebutuhan hidup, kini di tahun 2011-2013 dia mulai kembali
berkarya. Saat ini usianya memasuki tahun ke-60. Tak sedikit orang-orang yang
memuji karyanya. Hanya satu motto hidupnya “Dengan melihat Alam di sekitar
kita adalah ayat-ayat yang harus ku baca”
Cerita ini adalah juga sebagai motivasi untuk para pemuda
Indonesia. Walaupun kita menghadapi kesulitan, tapi yakinlah bahwa sesuatu yang
ada di pikiranmu tidak akan berhenti sebagai angan-angan saja (anna)
ZEMBRAWUTZ
Beliau menamai karyanya dengan sebutan Zembrawutz. Asal kata dari Semrawut (acak adul) ini karena dari beberapa hasil karya yang dibuatnya dari bambu yang bengkok. Karena penataannya sangat rumit dari lengkok bambu yang tak beraturan. Dengan alur-alur yang dirangkai, hingga menjadi karya yang apik, unik, dan mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar